D'LeTi (Discovery Learning berbasis Teknologi) dengan Memanfaatkan Portal Rumah Belajar

Pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa, mengembangkan keterampilan dalam bidang TIK (ICT Literacy), dan untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran. Oleh karena itu, guru sebagai penggerak pendidikan dituntut memiliki kompetensi keahlian yang cukup untuk memanfaatkan TIK yang ada, sehingga lebih optimal dalam penyampaian materi pelajaran di sekolah.

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru mengamanatkan empat kompetensi yang harus dikuasai guru, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan sosial. Ada 2 (dua) kompetensi yang berkaitan dengan TIK:

  1. kompetensi pedagodik, yaitu memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran;
  2. kompetensi profesional, yaitu memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

Adapun salah satu contoh dari pemanfaatan TIK dalam dunia pendidikan yaitu siswa dapat memanfaatkan teknologi yang di tersedia di sekolah seperti Komputer atau Laptop, memanfaatkan jaringan internet dan Hand phone sebagai media atau sumber belajar, dengan memanfaat TIK dalam belajar maka dapat memudah siswa dan guru untuk mendapatkan informasi secara cepat dan mudah.

Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan membuktikan bahwa dapat meningkatkan minat belajar peserta didik karena tampilan dari teknologi terlihat lebih menarik sehingga peserta didik tidak mudah merasa bosan selama mengikuti pembelajaran di sekolah. 

Hal ini tentu memberikan manfaat dalam keberlangsungan pembelajaran. Dengan adanya TIK dalam bidang pendidikan dapat menjadi sumber informasi yang digunakan untuk media pembelajaran sehingga dapat berdampak positif bagi peserta didik, yaitu mereka dapat lebih mudah dalam mencari informasi yang diperlukan selama proses pembelajaran. 

Namun di samping itu, guru juga harus mengawasi para siswa saat menggunakan teknologi, karena dengan mudahnya mengakses informasi dari penggunaan teknologi, tidak hanya infromasi positif saja yang di dapat tetapi bisa juga siswa mendapat informasi yang negatif.

Pada praktik baik kali ini saya menerapkan model pembelajaran Discovery Learning berbasis teknologi pada bab Materi Genetik untuk kelas XII di SMA Negeri Satu Atap Lembongan. Sama seperti model pembelajaran lainnya, Discovery Learning memiliki sintaks, yaitu:

  1. Memberikan Rangsangan/ Stimulus
  2. Mengidentifikasi Masalah
  3. Mengumpulkan Data
  4. Pengolahan Data
  5. Pembuktian
  6. Penarikan Kesimpulan

Pemberian Rasangan/ Stimulus dilakukan dengan memberikan pertanyaan, "Apa saja manfaat dari memelajari materi genetik?" Setelah itu, guru membimbing peserta didik mengakses konten di fitur Sumber Belajar pada Portal Rumah Belajar, sebagai informasi awal.

Peserta mengakses konten video pada Fitur Sumber Belajar di Portal Rumah Belajar


Tahap Identifikasi Masalah diawali dengan pembagian kelas menjadi 4 kelompok lalu guru membagikan LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik) untuk membimbing peserta didik dalam merumuskan permasalahan pada bab Materi Genetik.

Materi Genetika by Nia Bonis Marthidayah

Pada tahap Pengumpulan Data, peserta didik mencari informasi terkait Materi Genetik pada berbagai sumber, termasuk Media Pembelajaran Interaktif yang dibuat oleh guru.


Setelah mendapatkan informasi yang dibutuhkan, peserta didik mendiskusikan LKPD bersama anggota kelompoknya pada tahap Pengolahan Data. Jika ada bahasan yang tidak dimengerti oleh peserta didik, guru turut membantu jalannya diskusi dalam kelompok. Pada tahap Pembuktian, perwakilan dari setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya di depan kelas. Tahapan ini memunculkan proses tanya-jawab antar kelompok. Di akhir sintaks Discovery Learning, guru dan peserta didik menyimpulkan bahasan mengenai materi genetik. Dokumentasi lengkap kegiatan dapat ditonton pada konten vlog berikut:



0 Comments