Senin, 24 Oktober 2022 dan Selasa, 25 Oktober 2022 saya bersama 2 rekan Sahabat Rumah Belajar Provinsi Bali Tahun 2022 dari Kabupaten Klungkung melaksanakan kegiatan GISMA (Berbagi Bersama). Sebelum melaksanakan kegiatan tersebut, kami berdiskusi mengenai persiapan audiensi dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung. Namun karena saya sedang bertugas di luar pulau, maka audiensi yang dilaksanakan hari Kamis, 20 Oktober 2022 diwakilkan oleh 2 rekan Sahabat Rumah Belajar saya yaitu Bapak Hengki Raharjo dan Ibu Ida Ayu Tri Nandari.
Kegiatan GISMA hari pertama dibuka dengan sambutan dari Duta Rumah Belajar Provinsi Bali Tahun 2021, Ibu Putu Sri Utami Dewi. Ibu Utami Dewi mengajak seluruh pendidik di Kabupaten Klungkung untuk saling bekerja sama dan tidak takut mencoba untuk menggunakan teknologi dalam proses kegiatan pembelajaran. Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Klungkung yaitu Bapak Drs. I Ketut Sujana, M.Pd.H. Beliau mengingatkan bahwa belajar tidak terbatas oleh waktu dan tempat, sehingga dengan adanya kegiatan GISMA ini semoga dapat menjadi salah satu bukti nyata untuk memajukan pendidikan di Kabupaten Klungkung.
Materi hari pertama disampaikan oleh saya dengan judul Urgensi Pembelajaran berbasis Teknologi. Berada
di era revolusi digital, karakteristik generasi alpha, adanya COVID-19 telah
“memaksa” stakeholder pendidikan sehingga mau tidak mau harus bisa memanfaatkan
teknologi dalam pembelajaran untuk mendukung program Belajar Dari Rumah. Guru
dituntut untuk tetap mampu memberikan pelayanan pembelajaran kepada siswa yang
sedang belajar di rumah secara prima dan efektif. Oleh karena itu sangat
penting bagi para pendidik khususnya guru untuk mampu menghadirkan suatu
ekosistem digital dengan menguasai berbagai macam teknologi dan aplikasi untuk
pembelajaran yang efektif dan tepat guna sesuai dengan beragam kebutuhan dan
kondisi siswa sehingga dapat membantu siswa belajar secara optimal.
Pengintegrasian TIK ke dalam proses pembelajaran
diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa,
mengembangkan keterampilan dalam bidang TIK (ICT Literacy), dan untuk
meningkatkan efektivitas, efisiensi dan kemenarikan proses pembelajaran. Oleh
karena itu, guru sebagai penggerak pendidikan dituntut memiliki kompetensi keahlian yang cukup untuk
memanfaatkan TIK yang ada, sehingga lebih optimal dalam penyampaian materi
pelajaran di sekolah. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru mengamanatkan empat kompetensi yang
harus dikuasai guru, yaitu kompetensi pedagogik, profesional, kepribadian, dan
sosial. Ada 2 (dua) kompetensi yang berkaitan dengan TIK: 1) kompetensi
pedagodik, yaitu memanfaatkan TIK untuk kepentingan pembelajaran; dan 2)
kompetensi profesional, yaitu memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
Adapun salah satu contoh dari pemanfaatan TIK dalam dunia
pendidikan yaitu siswa dapat memanfaatkan teknologi yang di tersedia di sekolah
seperti Komputer atau Laptop, memanfaatkan jaringan internet dan Hand phone
sebagai media atau sumber belajar, dengan memanfaat TIK dalam belajar maka dapat
memudah siswa dan guru untuk mendapatkan informasi secara cepat dan mudah. Penggunaan teknologi dalam bidang pendidikan membuktikan
bahwa dapat meningkatkan minat belajar peserta didik karena tampilan dari
teknologi terlihat lebih menarik sehingga peserta didik tidak mudah merasa
bosan selama mengikuti pembelajaran di sekolah.
Hal ini tentu memberikan manfaat dalam keberlangsungan
pembelajaran. Dengan adanya TIK dalam bidang pendidikan dapat menjadi sumber
informasi yang digunakan untuk media pembelajaran sehingga dapat berdampak
positif bagi peserta didik, yaitu mereka dapat lebih mudah dalam mencari
informasi yang diperlukan selama proses pembelajaran. Namun di samping itu, guru juga harus mengawasi para
siswa saat menggunakan teknologi, karena dengan mudahnya mengakses informasi
dari penggunaan teknologi, tidak hanya infromasi positif saja yang di dapat
tetapi bisa juga siswa mendapat informasi yang negatif.
Untuk
mendukung guru dalam meningkatkan kompetensi digitalnya sehingga dapat
menciptakan suatu ekosistem digital yang mumpuni, Kemendikbudristek melalui
program-program Merdeka Belajar yg di tahun 2022 ini sudah menginjak 18
episode, telah menghadirkan kebijakan-kebijakan yang terintegrasikan ke dalam
program-program Merdeka Belajar.. Episode
ke-15 yaitu Kurikulum Merdeka dan Platform Merdeka Mengajar. Platform Merdeka
Mengajar adalah platform edukasi yang menjadi #TemanPenggerak untuk guru dalam
mewujudkan Profil Pelajar Pancasila senantiasa mendukung guru untuk mengajar,
belajar dan berkarya lebih baik lagi.
Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi guru untuk mengembangkan
praktik mengajar sesuai dengan Kurikulum Merdeka, seperti perangkat ajar dan
asesmen murid.
Platform
Merdeka Mengajar memberikan kesempatan yang setara bagi guru untuk terus
belajar dan mengembangkan kompetensinya kapan pun dan di mana pun, berupa
pelatihan mandiri dan video inspirasi. Platform
Merdeka Mengajar mendorong guru untuk terus berkarya dan menyediakan wadah
berbagi praktik baik melalui Bukti Karya Saya
Secara
khusus, Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbudristek melalui
platform Rumah Belajar menghadirkan pembelajaran daring yang dapat diakses
secara online maupun offline oleh siapapun, dimanapun, dan
kapanpun, untuk mendukung ekosistem digital Merdeka Belajar.Rumah Belajar hadir untuk membantu para stakeholder
pendidikan beserta pendidik dan tenaga kependidikan untuk tetap dapat
memberikan layanan pembelajaran bagi para siswanya melalui berbagai layanan sumber
belajar digital maupun learning managemen system yang dapat dimanfaatkan secara
inovatif, kreatif, dan menyenangkan sesuai dengan berbagai macam kondisi dan
kebutuhan. Dengan portal Rumah Belajar dan berbagai layanan pembelajaran oleh
Pusdatin yang terintegrasi dengan platform-platform digital Kemendikbudristek,
diharapkan dapat memberikan kemerdekaan dengan semangat kemandirian belajar
bagi semuanya sehingga terwujudlah suatu ”Ekosistem Digital Merdeka Belajar”
yang mumpuni.
Setelah saya menyampaikan materi Urgensi Pembelajaran berbasis Teknologi, dilanjutkan pemaparan materi mengenai fitur-fitur yang ada pada Portal Rumah Belajar oleh Bapak Hengki Raharjo. Tidak hanya menjelaskan, beliau juga mempraktekkan bagaimana cara menggunakan fitur-fitur tersebut. Sebelum kegiatan hari pertama usai, diadakan kuis untuk mengetahui seberapa banyak informasi baru yang didapat peserta. 3 peserta pertama dengan skor tertinggi mendapatkan doorprize pulsa masing-masing Rp 25.000. Meskipun tidak seberapa, namun harapan kami agar peserta semakin tertarik dalam memanfaatkan Portal Rumah Belajar dalam proses kegiatan pembelajaran di sekolah.
GISMA hari kedua dibuka dengan pemaparan materi dari Ibu Ida Ayu Tri Nandari berjudul "BASIS MAS" terintegrasi Rumah Belajar. BASIS MAS sendiri merupakan singkatan dari Pembelajaran berbasis Masalah atau menggunakan model Problem based Learning.
Pemaparan materi berikutnya disampaikan oleh saya sendiri dengan judul Model Pembelajaran Discovery Learning berbasis Teknologi.
Model Discovery Learning merupakan pembelajaran yang mendorong siswa untuk menyelidiki sendiri, menemukan dan membangun pengalaman dan pengetahuan masa lalu, menggunakan intuisi, imajinasi, dan kreativitas, dan mencari informasi baru untuk menemukan fakta, korelasi, dan kebenaran baru. Belajar tidak sama dengan menyerap apa yang dikatakan atau dibaca, tetapi secara aktif dalam belajar mencari jawaban dan solusi sendiri. Mempertimbangkan peserta GISMA yang terdiri dari guru SD dan SMP, maka saya menyesuaikan materi pembelajaran yang disampaikan, yaitu menggunakan materi Siklus Air. Berikut merupakan RPP terkait pembelajaran yang disampaikan:
Penggunaan teknologi dalam pembelajaran ini dapat diterapkan pada saat pemberian rangsangan/ stimulus, identifikasi masalah, pengumpulan data, dan pengolahan data. Berikut merupakan salah satu video yang dapat digunakan guru dalam memberikan stimulus, yaitu proses dari pembuatan hujan buatan.
Pada tahap identifikasi masalah, peserta didik dapat mengakses LKPD pada laman berikut:
Pengumpulan data dan pengolahan data, dapat dilakukan dengan mencari informasi dari berbagai sumber belajar, salah satunya pada fitur Portal Rumah Belajar di link berikut Sumber Belajar Web Melalui media tersebut, selain peserta didik memperoleh informasi mengenai Daur Air, mereka juga dapat mengasah kemampuannya melalui latihan soal.
Pada akhir pertemuan GISMA Tahun 2022, disampaikan pula penugasan yang perlu dipenuhi para peserta untuk mendapatkan Sertifikat 32 JP. Semoga dengan adanya acara ini dapat mencapai tujuan utama kita selua dalam memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Dokumentasi lengkap mengenai kegiatan dapat dii tonton pada konten vlog berikut:
0 Comments